Foto Ferry Is Mirza (FIM).
No Allah No Happy
Catatan Ahad Pagi
10 Agustus 2025
@commuterlinepenataransdjomlg
ditulis oleh FIM referensi Tempo.co
Kereta Cepat Woosh Jakarta–Bandung, proyek yang sejak awal oleh Jokowi dipromosikan sebagai simbol “kemajuan” dan “tanpa beban APBN”, ternyata kini akhirnya bersandar pada skema bailout Danantara—Sovereign Wealth Fund yang katanya akan jadi instrumen investasi masa depan bangsa. Ironinya, dari narasi “membiayai diri sendiri” kini berubah menjadi “diselamatkan negara lewat kantong masa depan”.
Masalahnya bukan sekadar angka utang yang membengkak akibat pembengkakan biaya (cost over run), melainkan preseden yang diciptakan: proyek dengan proyeksi komersial optimistis, namun gagal memenuhi target pendapatan, tetap mendapat perlindungan istimewa. Sementara ratusan proyek publik lain yang strategis tapi tak punya panggung politik, harus berjuang sendiri di tengah keterbatasan dana.
Bailout ini menimbulkan tiga risiko utama. Yaitu :
Pertama, moral hazard. Investor dan pengelola proyek belajar bahwa kegagalan perhitungan bukan berarti kerugian pribadi, melainkan bisa dialihkan ke negara.
Kedua, distorsi prioritas fiskal. Danantara, yang seharusnya mengelola aset untuk memperkuat posisi investasi jangka panjang, kini dipakai untuk menambal kerugian jangka pendek.
Ketiga, hilangnya kredibilitas narasi kebijakan. Janji “tanpa APBN” berubah menjadi permainan kata: memang bukan APBN secara langsung, tapi tetap uang publik yang digunakan—hanya lewat pintu yang berbeda.
Bailout ini memperlihatkan bahwa di Indonesia, jalur cepat bukan hanya ada di rel kereta, tapi juga di jalur pengalihan risiko ke rakyat. Dan ketika semua ini dibungkus dengan retorika “kepentingan nasional”, publik diharapkan melupakan bahwa mereka sedang ikut membayar tiket yang tak pernah mereka pesan.
𝗡𝗼𝘁𝗲.
Sengaja mau dipoles biar gak kelihatan bermasalah. Setelah itu lanjut bancakan rute ke Surabaya. Jauh lebih harum itu cuannya.
Ternyata Kampanye Pilpres yang kemarin tema "Berkelanjutan" maksudya ini toh... Berlanjut untuk menutupi korupsi yang lalu dan membuat skema baru yang nantinya bisa dibagi-bagi/dikorupsi bersama-sama.
Beban monetisasi .. asset BUMN dan Nasionalisasi Freeport, Blok Rokan Vale nikel dan lain lain memang di Danantara .. masalahnya .. bisakah transparan dan disiplin .. dan apakah asset asset itu bernilai .. kalau tidak dan asetnya busuk .. ya mengakibatkan ledakan krisis parah ..
Enak ya jadi orang nomor 1. Cuannya super duper banyak sampai para elite bilang uang yang dateng sendiri nyamperin...tapi gak ada sedikitpun tanggung jawab secara langsung nyata dan malah lebih parahnya lagi kebal hukum. Apa bisa negara jadi benar dengan kondisi sistem bernegara seperti ini❓
Pejabat ~ Penjahat
Artinya Danantara tidak lagi fokus cari cuan tetapi dijadikan cara menyelamatkan kereta cepat agar tidak gagal bayar utang
Saya yakin Ini baru awal, nanti pasti ada yang diselamatkan lagi.
Sudah dua nih : Garuda dan Kereta cepat.
Nanti IKN... ❓
Harusnya uang dari keuntungan BUMN buat hal-hal yang produktif, inovatif dan riset....eh buat bayar hutang kereta cepat, dimana keuntungan kereta cepat aja masih kurang banyak untuk mengangsur hutang plus bunga.
Terus uang dari Danantara kapan bisa balik kalau yang ditalangi aja gak pernah untung....😬
#kocak
𝗣𝗮𝗱𝗮 𝗮𝗸𝗵𝗶𝗿𝗻𝘆𝗮 𝘀𝗲𝗺𝘂𝗮 𝗱𝗶𝗯𝗶𝗮𝘆𝗮𝗶 𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗿𝗮𝗸𝘆𝗮𝘁 𝗺𝗲𝗹𝗮𝗹𝘂𝗶 𝗯𝗲𝗿𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝗺𝗮𝗰𝗮𝗺 𝗽𝗮𝗷𝗮𝗸 𝘆an𝗴 𝘀𝗱𝗵 𝗱𝗶𝗹𝘂𝗮𝗿 𝗻𝘂𝗿𝘂𝗹...
Ini yag disebut kutang ditalangi kutang biar TETEKnya gede.
Danantara jauh dari cari Cuan... sekarang berfungsi bayar Hutang...
Akibat gaya gayaan Jokowi pendusta, negara gagal membiayai proyek ini, skema apapun yang diterapkan harus disesuaikan dengan kenyataan dan prediksi ekonomi ...
Sekarang, uang rakyat yang dipakai nombok
Akhirnya skema menjarah uang negara sekarang mereka temukan. Rampok dulu diawal kemudian selamatkan melalui Danantara.
Urusan bayar ada rakyat yang sabar menyelesaikan..
Apan bedanya dengan pembiayaan Dengan APBN, PMDN dan Danantara❓
Yang beda hanya nama, lama lama sumber dana habis, apalagi yang sisa di negera Konoha❓
Sekali lagi kita harus bilang "hidup Jokowi"
Kalau dijual modal aja ke lionnine❓
Minimal mengurangi beban dan meskipun ngga dikelola 'negara' orang kan tahunya Indonesia punya kereta api cepat... woooshh...wooshh. pertanyaannya❓
Mau atau berani mereka berbisnis kereta api cepat❓
woooshhh....woooossshhh...
Parah, uang deviden BUMN dipake buat bail out cuma biar tidak terkesan di bail out APBN...
kacaunya jendral karduz
Yang pertama juga terjadi di LAPINDO. Masyarakat sekitar jadi korban secara nasional mananggung beban. Ini semua gak kebetulan sudah skema mereka main dan rakyat dianggap bodoh. Sekalipun pemblokiran rekening massal anggapan ini hal yang dilindungi UU. Padahal tetap aja efek domino di rakyat, yang mereka masa bodoh no empathy.
Itu pejabat atau penjahat sih.
Jadi kèpo. Ngeri ngeri negeri ini blas gak ada sedapnya.
Percuma ada orang pinter di pemerintahan, logika orang bisnis masa iya mau Investasi di perusahaan yang gak sehat...dari mana bisa bayarnya...❓‼️
Sebaiknya di audit dengan "bench mark" Dengan membandingkan proyek serupa diluar negeri. Kalau ada penggelembungan dimana dan siapa yang menikmati❓
Apakah rakyat melalui wakilnya di DPR gak bisa protes ?
Dari hutang lagi.... gali lubang tutup lubang. Fraud aman...
Licik, curang. ..
Lumayan komisinye. ..
𝗔ndai saja hutangnya dilunasin anggap saja begitu.. tapi dalam perjalannya apakah cashflow akan jadi sehat atau cashflow tetap bonyok. ..
Maitenance costnya mahal. Ticket gak bisa cover biaya operation.. tetap aja rugi.
DANANTARA ternyata adalah tempat Bancaan.
Mantap benar .....