Rawan Penyalahgunaan Data, Kades Serut Jadi Tuan Rumah Pasar Murah Berkedok Subsidi dengan Scan KTP serta Wajah

Foto saat aksi pasar murah berkedok subsidi dengan scan KTP dan wajah di teras rumah Kades Serut. (Dokumen-istimewa radarargopuro.com ). 

Jember, Radarargopuro.com - Kamis (29/05/2025), teras rumah Abdul Asis, Kades Serut kecamatan Panti menjadi ajang jual beli minyak goreng murah berkedok subsidi namun pembeli harus membawa KTP dan wajahnya petugas scan dengan menggunakan handphone khusus.

Kegiatan pasar murah yang tidak diketahui apa nama perusahaan atau lembaga yang menaungi tersebut, membandrol harga delapan ribu Rupiah untuk minyak goreng merk Dua Udang ukuran 700 ML.

Abdul Asis mengaku terpaksa jadi tuan rumah penjualan minyak goreng murah berkedok subsidi dengan scan KTP dan wajah karena ada permintaan dari warganya.

"Jika nanti ada masalah dengan kegiatan pasar murah di belakang hari, kami akan tuntut orang Serut yang kemaren menelpon saya untuk minta izin jualan, " ungkap Kades Serut, di kediamannya, Kamis malam (29/05/2025).

Asis juga mengatakan, pihaknya bersedia menjadi tuan rumah penjualan minyak goreng dengan scan KTP dan wajah karena harganya murah.

Foto salah satu warga desa Serut yang membeli minyak goreng murah berkedok subsidi dengan scan KTP dan wajah. (Dokumen-istimewa radarargopuro.com ). 


Lanjut Aziz, ia mengaku tidak tahu apa tujuan petugas penjual minyak goreng murah dengan men-scan KTP dan wajah pembeli.

"Mereka hanya jualan dan tidak ada legalitas apa - apa," jelasnya.

Asis juga menyampaikan bahwa sebenarnya ia tidak tahu kalau pembelian minyak goreng harus scan KTP dan wajah.

"Katanya tadi kalau di-scan namanya tercantum dan tiga bulan lagi tidak usah di-scan, " tuturnya.

Azis mengaku bersyukur sudah mendapat masukan untuk lebih berhati-hati jika ada orang yang menawarkan barang murah namun harus scan KTP dan wajah.

Sementara Mila yang diduga selaku koordinator penjualan minyak goreng murah berkedok subsidi di teras rumah Kades Serut tidak menjawab nama perusahaan atau lembaga yang mengadakan kegiatan pasar murah.

"Kalau butuh uang rokok ke rumah," ucap Mila melalui telepon whatsapp, Kamis (29/05/2025).

Hotimah, warga Dusun Badean Kulon desa Serut mengaku jika ia membeli minyak goreng murah di teras rumah Kades Serut.

"Syaratnya scan KTP dan wajah lalu bayar delapan ribu Rupiah," pungkasnya, Kamis (29/05/2025).

Hal senada juga disampaikan Komariyatul Laily (23), warga dusun Badean dikatakan jika harga minyak gorengnya miring, hanya delapan ribu Rupiah.

"Belinya di tempat pak Kades, bawa KTP dan orangnya harus hadir, di-scan mata," pungkasnya.

Dilansir dari media Tempo.co, Kemenkodigi RI membekukan sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) milik layanan Worldcoin pada Minggu (04/05/2025), paska heboh scan retina.

Dirjen Pengawasan Ruang Digital Alexander Sabar, menyatakan bahwa keputusan diambil atas laporan masyarakat terkait aktivitas kedua layanan tersebut. Sebab aktivitas scan retina dengan iming-iming uang ratusan ribu memiliki banyak dampak dan resiko.

Dikutip dari Truscluod.tech, data biometrik bersifat unik dan tidak dapat diubah, sehingga menjadi target yang ideal bagi pelaku kejahatan dunia maya. Jika data ini jatuh ke tangan yang salah, dapat digunakan untuk menyamar sebagai seseorang dan dapat melakukan berbagai kejahatan. MisalkanMisalkan, dengan menggunakan data tersebut, penjahat dapat mencuri identitas finansial korban, mengakses rekening bank, kartu kredit atau bahkan mengajukan pinjaman atas nama korban.

Selain itu, data biometrik dapat disalahgunakan dalam penipuan Pemilu, memberikan suara secara curang atau terlibat dalam aktivitas yang memerlukan verifikasi identitas. (Fandi).

Lebih baru Lebih lama
Radar Argopuro com