Radar Argopuro com

Selamat Ultah JP ke 76, koran oplagh "Sak Becak"

Foto Ferry Is Mirza.

Penulis --Ferry Is Mirza, dikenal sebagai FIM-- adalah wartawan Jawa Pos (JP) sejak 1986 sampai pendi (pensiun dini) tahun 2004. Walaupun telah pendi dari JP, namun kecintaannya FIM kepada JP tak pernah luntur. Inilah tulisannya menyambut HUT Jawa Pos ke 76 dengan narsum Pak  Sudirman wartawan JP generasi l 1975-2000

******

SETIAP hari tahun 1975-an sekitar pukul 12.30 WIB, di sebuah gedung, Jalan Kaliasin, Surabaya  --kini Jalan Basuki Rachmad--  terdengar suara mesin cetak. Di tempat inilah koran harian pagi JP dicetak dan distribusikan.

Pemilik JP, Bapak Te Chung Seng (Om Te). Dia  bersama istrinya yang cukup akrab dipanggil Tante Te berbisnis koran. Tepatnya diterbitkan tanggal 1 Juli 1949. Dan ada Korang Indonesian Daily News. Koran yang akrab dengan singkatan IDN. Koran berbahasa Inggris tersebut satu-satunya yang terbit di Jawa Timur.

Harian JP dikenal merupakan koran nomor dua di Jatim. Sementara, harian sore Surabaya Post di zamannya jadi koran terbesar di Jatim.

JP cukup rangking kedua. Sebab,  oplahnya tidak banyak. Maaf, hanya sekitar 1.500 eksemplar per hari. Bila didistribusikan ke lapak bursa koran hanya cukup diangkut dengan satu becak. Karena itu, JP sempat jadi “guyonan” oplah  koran satu becak.

Sementara koran  pesaing Surabaya Post oplahnya hampir 100 ribu eksemplar setiap hari.

Oplah JP sekitar tahun 1976 tidak bisa bergerak. Tidak bisa menambah oplah.  Apalagi tanpa ada iklan display dan iknan mini. Hal ini saggat pengaruh dalam berbisnis media cetak.

Tanpa ada Iklan, bisnis koran membawa dampak bagi pembaca. Selain berita yang menarik dan aktual.  Pelanggan yang tidak fanatik  enggan membaca JP. Karena itu, pelanggan  fanatik saja yang menjadi andalan JP.

Sekitar tahun 1976 merupakan masa suram  bagi JP. Oplah stagnan. Banyak  pelanggan tetap berhenti langganan JP. Belum lagi mutasi dari agen, dan penjual koran di lapak.

Goyonan JP koran satu becak memang beralasan.

Kala itu, komandan  distribusi adalah Bambang Asmoroyanto, kini usianya 86 tahun. Dia sekarang tinggal  di kawasan  Tangerang, Banten.

Owner JP Om Te dan Tante di tahun 1976 usianya menginjak lansia. Koran IDN yang dibanggakan tumbang.  Semua karyawannya ditampung di JP.

Mantan karyawan IDN  hijrah ke Jawa Pos. Misalnya, Yos Nurcahyo, Pak Singgih, Sriyono, Tante Tupan. Mereka sudah almarhum. Hanya Bu Wenny (kini jadi salah satu pemegang saham JP) yang masih aktif di JP.

Pak Karmaun kepala percetakan JP  pun sudah meninggal dunia.

Harian JP yang jadi goyonan koran satu becak masih dicetak dengan mesin rotasi. Sebuah mesin cetak koran   buatan Jerman. Sebelum ada mesin cetak offset.  Mesin cetak rotasi  merupakan mesin koran andalan pada zamannya.

Om Te, kala itu tidak mengikuti perkembangan teknologi. Penerbit media  cetak lainnya tahun itu sudah menggunakan mesin cetak offset. Misalnya koran nasional Kompas dan Sinar Harapan.

Sementara putra lelaki pasangan Om Te dan Tante,  ogah meneruskan bisnis media cetak. Sebab, putra Om The lebih senang tinggal di luar negeri. Akibatnya JP, Om Te tidak memiliki semangat untuk meningkatkan bisnis medianya. Atau JP dianggap perusahaan media yang “mati suri”.

JP yang merupakan koran legendaris di Jatim bernasib apik. Tahun 1982, PT Grafiti (pemilik majalah Tempo) jadi dewa penolong. Pak Eric Samola bersama Pak Dahlan Iskan diterjunkan untuk membenahi Jawa Pos.

Manajemen baru pun mulai bergerak. Semangat kerja para karyawan ditingkatkan.

Mulai dari redaksi, marketing, iklan dan admin dirombak total. Para karyawan diberi semangat : Kerja..Kerja..Kerja!. 

Alhamdulilah dalam waktu beberapa tahun JP tidak lagi menjadi guyonan koran oplah "satu becak". Oplah melejit tumbuh secara signifikan. Empat tahun kemudian, tahun 1986 --era penulis sebagai jurnalis JP generasi II mulai berkantor redaksi di Kembang Jepun lalu pindah ke Karah Agung dan terakhir di Graha Pena tahun 2004, oplah JP tembus 100.000 ex per hari. Luar biasa !!!. 

Kesejahteraan karyawan mendapat perhatian penuh. Bonus dan deviden tiap tahun cair  tanpa kendala. Lancar tanpa menunda waktu. Bahkan manajemen memperhatikan Peraturan Menteri Penerangan (Menpen) RI. Waktu itu menterinya alm Harmoko. Perusahaan penerbit media cetak wajib menyisihkan saham 20 persen untuk karyawan. 

Zaman memang cepat berganti. Direksi pun juga berganti setelah Pak Eric Samola wafat tahun 2000. Aturan pun berganti, tanpa mengingat sejarah. Tidak ada lagi Pak Eric yang begitu memperhatikan kesejahteraan para karyawan. 

Semoga JP masih menjadi koran Nasional kebanggaan masyarakat Jawa Timur. Selamat Ulang Tahun ke 76. *(fim)*

Footnote :

Jurnalis JP Generasi I

kantor redaksi di Jln Kaliasin antara lain :

• Dahlan Iskan (DIS), kini membuat koran Disway

• Pak Sudirman (DIR) kini mengasuh majalah Jayabaya (bahasa Jawa)

• Pak Selamet Oentong Pribadi (SOP) pembina Cowas JP

• Imam Supardi, menejemen

• Nadhim Zuhdi (NZ) almarhum

• Nasaruddin (DIN) pos TNI

• M Sirajd (MS) almarhum

• Margiono (MG) almarhum terakhir mengelolah Rakyat Merdeka

• Anas Sadaruwan (AS) almarhum terakhir mengurus travel Jawa Hiliday

• Solichin Hidayat (HIN) almarhum terakhir Pimred

• Nani Wijaya (NAN) kini mengelolah tabloid Nyata

• Diah (DH) almarhumah terakhir biro di Malaysia


Generasi II, kantor redaksi Kembang Jepun dan Karah Agung antara lain :


• Dhimam Abror  (ROR) pimred kini mengelolah kempalan.com

• Djoko Susilo (DS) almarhum terakhir pos di Amerika

• Wing Wiryanto (WW) almarhum terakhir pos di Italia

• Fuad Ariyanto (FU)

• Abdul Muis (AMU) terakhir pos di KL

• Didik Pujijuwono (DP) redaktur senior

• Ali Murthado, redaktur senior

• M Elman, almarhum redaktur senior

• Taufik Lamade (TOF)

• Alfian Mujani, almarhum, Kabiro  Jakarta dan redaktur senior

• Tubagus Adhi (TUB) redaktur olahraga di Jakarta

• Yudhi Karyadi, almarhum pos di Istana Presiden dan Bina Graha Jakarta

• Wijoyo Hartono (TO) almarhum, redaktur senior 

• Isa Jais, almarhum redaktur foto

• Yuyung Abdi, almarhum fotographer senior

• Leak Kustija, redaktur senior kartunis

• Arief Afandi, pimpred, kini komisaris SGN

• F I M, kabiro Lumajang, Jember dan Bangkalan serta mendirikan Satria Pos di Purwokerto bersama Kholiq Arif (mantan Bupati) dan almarhum Wijoyo Hartono, Sulaiman Ros

• Rohman Budiyanto (ROY) pimred

• Imam Syafii (MAM) kini anggota dewan 

• Imron Mawardi (RON) kini gubes FE Unair

• Soeparli (SOE) redaktur senibudaya

• Kholili Indro, (KO) almarhum redaktur senior olahraga

• Imawan Mahuri (IM), redaktur dan pendiri Manado Pos

• Zainal Mutaqien (ZAM) redaktur olahraga dan pendiri Manuntung dan Kaltim Pos

• Agus Mustafa, (MUS)

• Santoso Bondet (SAN) redaktur Jatim, almarhum

• Budi Kristanto (BK)

• Yulfarida Arini (YUL)

• Arijono Lestari (ARN) 

• Kurniawan Muhamad (KUM)

• Choliq Baya (CHO) 

• Andung Kurniawan (KUR), 

• Nurwahid (NW) 

• Aris Sudanang (ARS) 

• Samsudin Adlwai (UDI), 

• Baehaqi, 

• Widodo Irianto, 

• Agus Pur, 

• Junaidi JIJ, 

• Abu Muslich, 

• Ishak Bahri


Dan lain lain.

Lebih baru Lebih lama
Radar Argopuro com