Foto saat pencarian BS, pelajar SMK Perikanan dan Kelautan Puger di kepulauan Masalembu Madura.
Jember, Radarargopuro.com - Seorang siswa dari SMK Perikanan dan Kelautan Puger, Kabupaten Jember, dilaporkan hilang saat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di perairan Masalembu, Madura pada tanggal 10 Mei 2025.
Namun, hingga saat ini, sudah lebih dari sepuluh hari keberadaan siswa nahas berinisial BS tersebut belum ada titik terang.
Menurut keterangan Kepala Cabdin Wilayah Jember, Sugeng Trianto mengatakan, hingga saat ini kami belum menerima laporan resmi dari pihak sekolah mengenai hilangnya siswa yang bernama BS yang sedang melaksanakan PKL di perairan kepulauan Masalembu.
"Ini adalah bentuk dugaan kelalaian yang sangat serius karena menyangkut keselamatan peserta didik," ungkapnya.
Orang tua korban pun mengaku merasa kesal sebab terkesan belum mendapat kepastian dari pihak sekolah SMK Perikanan dan Kelautan Puger saat mencoba mencari informasi terkait keberadaan anak mereka. “Kami minta informasi di SMK tidak ditemui oleh kepala, bahkan di ping-pong sana sini tanpa kejelasan nasib anak saya yang PKL di perairan Masalembu yang hilang,” ungkap perempuan berinisial N, ibu BS.
Hilangnya siswa ini menyoroti pentingnya mekanisme pengawasan dan pelaporan yang ketat dalam pelaksanaan PKL, serta perlunya koordinasi cepat antara sekolah, mitra kerja, dan instansi terkait bila terjadi kondisi darurat.
Cabdin Wilayah Jember mendesak agar pihak sekolah SMK Perikanan dan Kelautan Puger Jember segera memberikan laporan resmi dan melakukan langkah tanggap darurat bersama instansi terkait, termasuk pihak kepolisian dan Basarnas, guna melakukan pencarian siswa yang hilang.
Kasus ini akan ditindaklanjuti untuk mengetahui adanya unsur kelalaian, serta untuk memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.
Sementara Kuntjoro Basuki, Kepala sekolah SMK Perikanan dan Kelautan Puger saat dikonfirmasi melalui telepon seluler membenarkan tentang hilangnya BS di atas perairan Masalembu saat PKL di atas kapal KM Harapan Srijaya di bawah pengawasan PT Pancuran Samudera.
Kuntjoro mengatakan jika BS diketahui hilang misterius saat malam hari dan nyaris tidak meninggalkan jejak. Teman-temannya mengetahui raibnya BS ketika akan membangunkan untuk sholat Subuh, terangnya, di ruang kerjanya.
Lanjut Kuntjoro, sebenarnya BS sudah mengantongi 5 sertifikat berstandar internasional untuk keselamatan dan pengamanan diri sebagai kelayakan menaiki kapal, sehingga pihak syahbandar menerima BS untuk ikut berlayar, ucapnya, Kamis (22/05/2025).
"Kalau tidak punya dokumen khusus tidak boleh jadi warga kapal, semua ada SOP nya," jelasnya.
Kuntjoro juga mengaku prihatin atas musibah yang menimpa BS, dan kejadian ini murni di luar kekuasaannya dan siapapun bisa saja terkena musibah seperti yang BS alami.
"Sebelumnya para murid kami gembleng lewat pondok, dan mereka harus berani. Kita sudah lapor desa dan dinas pendidikan pada Minggu (18/05/2025)," tuturnya.
Kepala sekolah juga menepis adanya statemen bahwa orang tua BS sulit untuk menemui dirinya, bahkan ia mengaku setiap hari berkomunikasi dengan orang tua BS.
Kuntjoro juga menambahkan, sebagaimana SOP syahbandar, maka seluruh kapal di bawah naungan perusahaan ikut mencari keberadaan BS, termasuk Basarnas. (Sul/Fandi).